Senin, 25 Maret 2019

Taare Zameen Par

 Sinopsis Film Taare Zameen Par 





Seorang anak kelas 3 SD yang berusia 9 tahun bernama Ishaan, dia tidak mampu membaca, menulis seperti anak-anak pada umumnya. Dia sering dihukum oleh gurunya dan tidak naik kelas karena nilai buruk pada semua mata pelajaran, selain itu sifatnya yang emosional kerap menimbulkan masalah di lingkungan sekitarnya. Ayahnya yang sudah tidak tahan akhirnya mengirim dia ke sekolah asrama, disinilah ishaan mulai ketakutan dan sedih.

Dia merasa dibuang dan tidak diperdulikan lagi oleh kedua orang tuanya, hari-hari di sekolah yang baru dia jalani dengan rasa takut dan sedih. Seorang anak pun berteman dengannya, meskipun dia cacat tapi dia baik terhadap ihsaan. Di sekolah yang baru ihsaan semakin tertekan dalam menjalani belajar, ihsaan tetap tidak bisa apa-apa dan menjadi bahan tertawaan teman-temannya. Seorang guru seni akhirnya datang dan mencoba merubah suasana di sekolah itu yang terkenal kedisplinannya.

Seketika suasana di kelas menjadi ceria, anak-anak bernyanyi, menari dan tertawa. Namun kedatangan guru itu tidak semata-mata merubah suasana hati ishaan, ishaan hanya diam saja  saat menerima pelajaran dari guru tersebut . Guru seni itu bernama nikumbh, dia hanya ditugaskan sementara karena guru seni yang asli sedang bertugas di luar negri. Nikumbh mengetahui bahwa ada anak didiknya yang mengalami masalah, dia mulai mencari informasi dengan mendatangi keluarga ishaan.

Setelah mengamati semua hasil tulisan ishaan, sang guru tersebut mengetehui bahwa ishan memiliki penyakit dyslexia. Penyakit itu bukan seperti kebanyakan penyakit lainnya, penderitanya tidak mampu membedakan huruf, melaksanakan perintah yang didengar secara berurutan. Sang guru memikirkan keadaan ishaan yang semakin terpuruk dan dia pun memutuskan untuk memberi pelajaran khusus pada ishaan. Di kelas nikumbh bercerita bahwa orang-orang pintar seperti Albert Einstein dulunya juga tidak mampu membaca dan menulis, nikumbh berusaha untuk menggugah semangat belajar ishaan agar dia tidak merasa bahwa dirinya paling bodoh di dunia.

Ishaan akhirnya sadar dan tergugah untuk semangat belajar, dia rajin mengikuti pelajaran khusus yang diberi oleh guru seni tersebut. Perlahan-lahan dengan keseriusan sang guru tersebut ihsaan mulai menunjukan perkembangan dan mampu dalam membaca dan menulis. Nikumbh mempunyai ide untuk mengadakan perlombaan menggambar di sekolah yang dapat diikuti oleh guru-guru dan murid, ide tersebut disetujui kepala sekolaah. Nikumbh tahu kalau ishaan pandai dalam melukis oleh karena itu dia mengadakan lomba.

Lomba sangat meriah dan ramai, murid-murid datang dan juga para guru. Semua bersuka cita mengikuti lomba tersebut. Nikumbh menunggu kedatangan murid kesayangan yaitu ishaan tapi ishaan belum datang juga, selang beberapa lama kemudian ishan datang dan nikumbh tampak senang. Dia langsung memberi kertas gambar pada ishan. Nikumbh juga mulai melukis sambil melihat ishaan yang melukis di bawah pohon. Acara lomba akhirnya selesai, juri seni lukis juga sudah menilai hasil lukisan dan akhirnya lukisan ishaan lah yang memenangkan lomba itu bahkan mengalahkan lukisan dari guru nikumbh. Lukisan ihsaan juga dimuat dalam buku tahunan sekolah. Tak hanya itu ihsaan mampu melalui ujian dengan nilai sempurna, mengetahui hal tersebut orang tua ihsaan sangat senang dan bangga akan putranya. Akhirnya semua berakhir dengan bahagia.


Analisis Film Taare Zameen Par





Dalam film taare zameen par diceritakan bahwa tokoh utama yaitu ishaan awatshi adalah penderita disleksia yakni kesuliatan dalam belajar. Misanya dalam hal membaca, menulis, mengenal huruf, dia melihat huruf seakan-akan menari-nari dan dalam posisi terbalik. Dia bukan anak yang tidak normal melainkan ia adalah anak yg memiliki kebutuhan khusus yg seharusnya diberikan perlakuan dan perhatian yg khusus pula, bukan malah di ejek dan dicap yg tidak baik oleh orang lain yg ada disekitarnya. Bahkan disisi lain ia selalu dibanding-bandingkan  oleh kakaknya sendiri. Akibatnya hal tersebutlah yang membuat ishaan malas untuk belajar dan suka membolos. Sebab ia berfikir bahwa tidak ada yg peduli dan memahami perasaanya dan seolah-olah dimata orang lain ia adalah anak pemalas dan bodoh.

Kesulitan belajar yang dialami oleh ishaan sebenarnya dapat diatasi dengan adanya bimbingan dan kerja sama antara orang tua ishaan dan gurunya. Namun yg terjadi justru sebaliknya didalam film tersebut orang tua ishaan tidak mengerti tentang keadaan yang dialami ishaan begitupun dengan ibunya, meskipun ibunya sangat perhatian dan sayang kepada ishaan ternyata hal tersebut belum cukup untuk mengerti tentang keadaan ishaan. Disisi lain guru ishaan seolah-olah tidak suka akan keberadaan ishaan yg dianggap nakal itu dan bersikap yg memang seharusnya tidak pantas untuk dilakukan oleh seorang guru. Justru pihak sekolah dan guru menyarankan ishaan untuk pindah ke sekolah luar biasa.

Dalam film tersebut juga digambarkan bahwa metode mengajar dan pembelajaran yg dilakukan oleh gurunya tidak sesuai dan tidak cocok untuk keadaan ishaan yg menderita disleksia. Namun saat dia pindah kesekolah barunya ia bertemu dengan seorang guru beliau bernama Ram Shankar Nikumbh. Beliau memahami dan mengerti mengenai tentang keadaan ishaan. Perlahan Ram mulai melakukan pendekatan secara bertahap dengan mendatangi tempat kediaman keluarga ishaan dan beliau berusaha untuk memecahkan permasalahan yang dialami oleh ishaan. Dengan kasih sayang dan kelembutannya Ram membimbing dan mengajari ishaan belajar yg memang sebelumnya ia mengalami kesulitan dan pada akhirnya Ram mampu mengatasi kondisi ishaan dan ia berhasil membuat ishaan menjadi anak pintar.

Pelajaran yang dapat diambil dari film taare zameen par sangat banyak sekali, karena memang film ini sangat inspiratif khususnya dalam dunia pendidikan. Hikmah yang dapat diambil dari film tersebut adalah setiap anak memiliki karakteristik dan potensi berbeda-beda yang mungkin tidak dapat dipahami oleh orang lain.

Dari film ini betapa pentingnya orang tua untuk lebih memperhatikan kondisi anaknya, memahami, memberikan kasih sayang dan kelembutan kepada anaknya, serta pentingnya guru untuk lebih memahami karakter dan permasalahan muridnya dengan begitu bisa menjadi pertimbangan seta bahan untuk memberikan metode pembelajaran yang sesuai untuk anak. Seharusnya keluarga dan guru tidak memberikan labelling yang menurut saya sangat tidak pantas diucapkan oleh keluarga dan seorang guru, bahkan hal ini langsung dikatakan dihadapan Ishaan, seperti ayah dan kakaknya Ishaan yang sering menyebut dirinya idiot; sedangkan gurunya memberikan label idiot (bodoh), malas, bahkan gila.

PESAN MORAL 


  • Setiap anak memiliki kemampuan dan bakat yg berbeda-beda, jangan paksakan anak untuk mencapai ambisi orang tua diluar kemampuannya.
  • Jangan jadikan penilaian orang lain menjadikan patokan apalagi membanding-bandingkannya.
  • Terimalah anak berkebutuhan khusus dengan ikhlas dan dukung ia agar tetap percaya pada kemampuannya. 






Tidak ada komentar:

Posting Komentar